Minggu, 01 Juni 2014

Toyota Corolla KE30 1975

Diantara sekian banyak Toyota Corolla KE30 yang ada di Tanah Air, Toyota Corolla KE30 milik Pak De Bei Budiono ini mungkin bisa dibilang sebagai salah satu yang berkondisi sempurna dan sangat original.Tak percaya?
Toyota Corolla KE30 1975

Coba saja pelototi sekujur tubuhnya secara detil. Mulai dari eksteriornya, interior, ruang mesin, hingga kaki-kaki, hampir tak ada cacat sedikitpun yang bisa ditemukan. Namun tahukah Anda bagaimana kisah pertama kalinya Pak De Bei Budiono membeli Toyota Corolla KE30 buatan tahun 1975 ini?
Alkisah bermula pada tahun 2010, dimana saat itu Pak De Bei menerima selentingan kabar dari salah satu temannya bahwa di daerah Cirebon, Jawa Barat ada 1 unit Toyota Corolla KE30 yang akan dijual. Kondisi Toyota Corolla KE30 ini memang agak sedikit kurang baik, dan dengan debu tebal menyelimuti sekujur tubuhnya. Namun yang terpenting, Toyota Corolla KE30 ini masih serba orisinil dan belum pernah sekalipun berpindah tangan.
Toyota Corolla KE30 1975
Setelah berhasil ditebus dan sebelum dikemudikan langsung ke Jakarta, Pak De Bei melakukan sedikit perawatan seadanya demi keamanan dan kenyamanan saat dalam perjalanan. Eksterior Toyota Corolla KE30 berkelir green apple ini dicuci terlebih dulu demi mengusir debu yang telah lama melekat.
“Waktu itu bodinya cuma berdebu saja mas. Jadi pas setelah saya beli, eksteriornya cukup saya cuci saja di tempat pencucian mobil umum. Oh iya...waktu masih di Cirebon, oli mesin dan filter olinya juga saya ganti baru. Kebetulan waktu itu saya sudah bawa oli dan filter oli baru dari rumah,” ujar Pak De Bei Budiono.
Toyota Corolla KE30 1975
Demi mendapatkan kesempurnaan fisiknya, proses perbaikan terhadap Toyota Corolla KE30 ini tetap dilanjutkan setibanya di Jakarta. Contohnya pada eksteriornya yang diklaim masih dilapis cat asli bawaan pabrik. Untuk mengembalikan kilau cat aslinya, Pak De Bei cukup memolesnya saja, dan menancapkan sehelai antena otomatis pada bagian hood dan antena mungil di ujung kiri bumper depan demi mempermanis tampilannya.
Toyota Corolla KE30 1975
Perlakuan yang hampir sama dilakukan terhadap interiornya yang masih lengkap dan serba orisinil. Cukup dengan dibersihkan saja, maka interior Toyota Corolla KE30 ini bisa kembali seperti baru. Nah...sementara sebagai penunjang kenyamanan di dalam kabin, Pak De Bei menjejalkan sebongkah headunit antik bermerk Mitsubishi pada konsol tengahnya. Asooooyy.....
Toyota Corolla KE30 1975
Toyota Corolla KE30 1975
Agak sedikit berbeda pada sektor kaki-kaki. Sebenarnya, kaki-kaki Toyota Corolla KE30 ini belum mengalami kerusakan parah. Akan tetapi, demi mendapatkan handling yang mantap dan keamanan berkemudi, Pak De Bei mengganti tie rod dan long tie rod-nya dengan yang berstatus baru dan so pasti original. Tak lupa, ban white stripe diaplikasikan pada keempat velg-nya untuk mendongkrak tampilan klasiknya.
Toyota Corolla KE30 1975
Terakhir, kondisi mengagumkan juga terlihat pada sektor mesin. Mesin Toyota Corolla KE30 ini yang berkonfigurasi 4 silinder segaris masih sanggup menempuh jarak ratusan kilometer dari Cirebon menuju Jakarta tanpa mengalami kendala sedikitpun. “Mesinnya waktu itu masih hidup dan kering mas. Gak ada oli yang merembes. Tapi supaya tenaganya enak lagi, akhirnya saya turunin setengah aja mesinnya. Paking-paking saya ganti baru, tapi komponen dalam mesin gak ada yang diganti,” tutur Pak De Bei. Wuuiiiiiiiiiihhhhhh.........................
Toyota Corolla KE30 1975
Hanya dalam hitungan bulan, Toyota Corolla KE30 berhasil dikembalikan ke kondisi orisinilnya. Bravo Pak De Bei Budiono...!

Sumber : Bosmobil.com

Datsun Kotak 510 (1)

Datsun Kotak 510 (1)

Datsun 510 adalah mobil yang sangat populer  di banyak Negara. Di Indonesia, datsun 510 memiliki nama julukan sebagai "Datsun Kotak", mungkin karena bentuknya yang minim lekukan.
Pada saat Datsun 510 baru diperkenalkan di Amerika Serikat, masyarakat di Negara tersebut sedang tergila-gila dengan mobil-mobil “super” atau “muscle car” seperti : Mustang, Camaro, Corvette.
Bahkan menurut AutoWeek’s GD Levy, pada saat dipasarkan untuk pertama kali, Datsun 510 seringkali mendapat olok-olok sebagai “BMW-nya orang miskin”, karena modelnya yang memang mengambil inspirasi dari  BMW 1600, tetapi dengan harga jual  yang jauh lebih murah. Namun sejarah membuktikan, Datsun Kotak dengan ukuran bodi yang relatip mungil dan mesin hanya memiliki kapasitas 1600 cc, dalam hal pemasarannya mampu bersaing dengan mobil-mobil tersebut.
Di Australia, Datsun 510 yang dipasarkan dengan nama Datsun 1600. Walaupun hanya di pajang pada beberapa showroom yang kurang menarik dibanding pesaingnya, tetap saja memikat hati berkat performa-nya yang mumpuni. Berbeda dengan di Amerika Serikat, di negara ini Datsun  510 langsung mendapat acungan jempol dari semua orang yang mencoba mengendarainya.
Keunggulan utama 510 adalah harga yang murah serta kemampuannya yang luar biasa, bila dibandingkan dengan kendaraan dengan mesin V8 berharga mahal seperti Falcon GT memang menjadi mobil idaman. Tak memakan waktu yang lama,  Datsun 1600 ini dengan mudah menggeser kepopuleran mobil-mobil V8.
Hingga saat ini, penggemar fanatik Datsun 510 menyebar di banyak Negara di dunia seperti Eropa,Asia dan Afrika. Perpaduan antara kesederhanaan, kemudahan perawatan serta kekuatan mesinnya,  membuat datsun 510 adalah salah satu mobil yang popular selama rentang waktu 40 tahun bahkan terus berlanjut.
510 diluncurkan pertama kali pada bulan Agustus 1968 dengan serial number pertamanya adalah 510000011. Nomor 01 – 10 diproduksi untuk keperluan uji coba. Datsun 510 adalah salah satu bagian dari Nissan Bluebird yang paling komprehensif dalam hal “body Style”.
Rancangan Datsun 510 memang terinspirasi oleh sedan Eropa kontemporer, terutama BMW 1600  produksi tahun 1966, yang menggabungkan sebuah mesin SOHC, suspensi independen dan MacPherson strut di depan serta semi-trailing arms di belakang.
Demam disain “European sheet metal”, rupanya mempengaruhi Teruo Uchino, seorang perancang mobil di pabrikan Datsun,  pada saat  merancang Datsun 510. Teruo Uchino adalah pekerja di pabrik Nissan sejak tahun 1963. Uchino memperdalam keahliannya di bidang disain, dibawah didikan Shiozo Sato,orang yang merancang mobil sport Toyota S600 yang kemudian menangani disain Datsun Roadster.
Awalnya Datsun 510 dirancang sebagai pengganti Datsun 410 Bluebird, untuk meningkatkan pemasaran Nissan di Amerika Serikat. Mobil ini dirancang sesuai pemikiran dari  presiden Nissan di USA,yaitu Yutaka Katayama. Katayama berharap agar masyarakat di amerika akan tertarik dengan mobil ekonomis produk Datsun, yang berbeda dengan mobil  lain yang ada di pasaran.  Krisis bahan bakar minyak pada jaman itu  memang berdampak pada rancangan  mobil yang lebih mengedepankan  keiritan bahan bakar dengan mengorbankan performanya.
Pemikiran Katayama memang spektakuler, karena Katayama  bukan hanya sekedar bisnisman, tetapi juga orang yang mengerti cara membuat mobil dan balapan mobil. Katayama bahkan merancang sendiri beberapa prototype, dan beberapa dari disainbya  menjadi inspirasi untuk disain-disain selanjutnya.
Katayama pula yang membawa Team Nissan ke Australia pada tahun 1958 untuk berkompetisi di “Red-Ex Rally 10.000 mil”,yang merupakan salah satu rally terberat  di dunia. Team ini berhasil menang dan membuat Nissan untuk pertama kalinya menang di kejuaraan internasional.
Target yang diberikan Katayama kepada Uchino  adalah menghasilkan mobil yang disainnya sedikit mengadopsi "italian style” tetapi tidak boleh seperti “Austin” dari Inggris.
Setelah disain selesai dibuat,  ternyata menuai kritik karena memiliki kemiripan dengan BMW 1600.
Hal ini sesungguhnya tidak mengherankan, karena Katayama memang terkesan dengan BMW 1600 produksi tahun 1966, sedan Eropa kontemporer, yang menggabungkan sebuah mesin SOHC, suspensi independen dan MacPherson strut di depan serta semi-trailing arms di belakang.
Pemikiran Katayama akhirnya terbukti, Datsun 510 berjaya di berbagai event balap mobil dan reli di seluruh dunia, seperti :
  • Safari Rally Afrika Timur, yang terkenal sebagai salah satu rally mobil dengan medan yang paling sulit di dunia.
  • Balap mobil “No 46 Brock Racing Enterprises” di Amerika Serikat.
  • Kejuaraan “Under 2,5 liter Trans-am series”.
  • Pada Seri akhir sebuah perlombaan di Eropa, Datsun 510 juga mendapat posisi terhormat, dengan mengalahkan BMW dan Alfa Romeo yang saat itu merajai dunia balap di eropa.
Event-event otomotif inilah  yang membuat  Datsun 1600 dianggap sebagai legenda sedan sport sampai saat ini.

Sumber :
  • Flickr.com
  • m-kuruma.com
  • strangelove.cocolog-nifty.com
  • datsun510.net
  • datsuns.com
  • silverstone.fortunecity.com
  • retrosyndicate.freeforums.org
  • japanesenostalgiccar.com
  • datsunhistory.com
  • uniquecarsandparts.com.au

BRC Binjai Retro Club merayakan ULTAH ke 2 tahun

pergelaran pameran mobil retro merupakan bagian dari perayaan ulang tahun ke dua komunitas Binjai Retro Club, yang mengusung tema Retromantic kegiatan ini dihadiri sekitar 25 komunitas mobil di Sumut.
"Komunitas mobil tua Binjai Retro Club berdiri sejak 2 tahun silam, Tujuannya untuk mengumpulkan mobil tua di Kota Binjai, sehingga dapat  tercapai komunikasi dalam perawatan mobil maupun kekeluargaan dalam berkomunitas. Pada ulang tahun yang kedua kali ini panitia mencoba membuat acara yg menarik dengan kalangan muspika daerah," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (19/2/2014)
Selain itu, pada acara tersebut  turut dilakukan kegiatan sosial berupa donor darah dan hiburan seperti performa DJ, quis, lawak dan stand up comedy. Dia mengklaim acara tersebut sangat besar lantaran seluruh komunitas yang diundang sangat aktif mengisi acara itu.
"Jujur acara ulang tahun kedua ini sangat besar dibandingkan dengan acara sebelumnya. Bahkan dapat dikatakan kegiatan ini sebagai wujud teraktif dengan menghadirkan puluhan mobil tua. Tak hanya itu, seluruh anggota pun berpartisipasi dalam kegiatan,"

MOBIL RETRO Owner MEDAN

Mobil Toyota Corolla DX yang diproduksi tahun 1980 ini masih terawat oleh keluarga Haposan Hutabarat, sejak dibeli 33 tahun silam atau tangan pertama. Meski sempat mengalami perbaikan, itu karena pernah terduduk di garasi selama tujuh tahun.

Sekitar awal tahun lalu Haposan Hutabarat atau Ocan mulai bangun Corolla DX ini. Tepatnya setelah sang ayah menyerahkan mobil tersebut kepadanya. "Ceritanya mobil ini ayah yang beli tahun 1980 pas pertama diproduksi. Jadi ayah tangan pertama. Kemudian dikasih ke saya awal tahun lalu," ujar Ocan, di kantor Tribun Medan, Jalan Wahid Hasyim, Medan, Kamis (11/4/2013).     

Awalnya, kata Ocan, mulai tertarik terhadap mobil tua sejak menyaksikan film Fast and Furious. Kebetulan, lanjutnya, sang ayah bertanya. "Ayah tanya 'Kamu suka mobil tua'? terus saya bilang iya. Baru dikasih tahu mobil ini (DX) ada. Memang disimpannya di garasi rumah yang satunya lagi, jadi saya enggak tahu. Setelah dikasih tahu itulah akhirnya saya ambil, malah bawanya diderek karena jarang dipake dan mogok," kata anggota klub mobil Medan Retro Classic itu.

Kemudian Ocan membawanya ke bengkel untuk dibangun kembali, terutama bagian mesin yang bermasalah lantaran lama didiamkan. "Saya bangun lagi mobil itu tapi tetap mempertahankan bawaan aslinya. Paling bagian mesin diperbaiki, kemudian jok diremajakan, dan sama pasang audio," ujar Ocan.       

Mengusung tema Retro Classic, ubahan yang dilakukan laki-laki kelahiran 24 tahun lalu ini meliputi tape JVC, jok full MB-Tech. Kemudian di dashboard depan dan belakang dipasang minibar, juga dilengkapi perangkat audio, di antaranya sound Performa, dua unit subwoofer , satu power monoblock, empat speaker Venom, dan dua twitter. Sementara untuk pelak memakai Lenso. "Kalau cat atau warna bodi masih bawaan aslinya, belum pernah diganti," ujar Ocan.

Secara keseluruhan, kata dia, modifikasinya menghabiskan dana sekitar Rp 36 juta.  

Sepanjang setahun mengendarai mobil ini, Ocan mengaku telah memiliki banyak pengalaman unik dan menarik. Misalnya, saat makan di sebuah warung, tiba-tiba datang seorang bapak lalu menghampirinya. 

"Kirain saya gara-gara nabrak atau gimana, tapi perasaan bawa mobil pelan-pelan. Eh enggak taunya malah nanya, mobilnya mau dijual apa enggak," ungkap Ocan, yang mengaku belum mau menjual mobil tersebut dan ingin mempertahankan pemberian ayahnya.


(yns/tribun-medan.com)

Inilah Si Pemilik Mobil Pertama di IndonesiA

Siapa pemilik mobil pertama di Indonesia? Ada yang tahu? Orang Indonesia pertama yang tercatat sebagai pemilik mobil adalah Sunan Solo, pada tahun 1894. Mobilnya bermerk Benz, tipe Carl Benz, beroda empat. Diperlukan waktu satu tahun persiapan pembuatannya, karena tipe ini memiliki banyak variasi sesuai dengan pesanan Sunan. John.C.Potter seorang penjual mobil mendapat kepercayaan untuk mengurusi pengirimannya dari Eropa. Tahun 1907 salah seorang keluarga raja lain di Solo, Kanjeng Raden Sosrodiningrat membeli sebuah mobil merk Daimler. Mobil merk ini memang tergolong mobil mahal dan hanya dimiliki oleh orang-orang berkedudukan tinggi. Mobil ini bekerja dengan empat silinder sama dengan kendaraan yang dipakai oleh Gubernur Jenderal di Batavia.


Malahan ada kabar burung, bahwa dibelinya mobil Daimler tersebut oleh keluarga Sunan Solo, disebabkan karena Sunan tidak mau kalah gengsi dengan Gubernur Jenderal. Sebelumnya, ketika Gubernur masih menggunakan mobil merk Fiat atau sebuah kereta yang ditarik dengan 40 ekor kuda, tidak seorang pun berani menyainginya. Tetapi tiba-tiba saja Sunan Solo memesan mobil dari pabrik dan merk yang sama, Kanjeng Raden Sosrodiningrat memesan mobil Daimlernya lewat Prottel & Co.


Orang Indonesia lainnya yang juga dari keluarga kesultanan yang memiliki mobil pribadi ialah Sultan Ternate pada tahun 1913. Keinginannya untuk memiliki dan mengendarai sendiri 'kereta setan', setelah merasakan nikmatnya duduk di kendaraan merk King Dick yang dibawa oleh seorang Belanda dalam perjalanan keliling Maluku.

Sultan begitu terkesan dan langsung memesan sebuah mobil yang disesuaikan dengan kondisi daerahnya, tidak seperti King Dick yang beroda tiga, tetapi Sultan Ternate menginginkan kendaraan roda empat yang bisa dibawa kemana saja bila ia inginkan. Ada juga orang Indonesia yang lain, sebagai pemilik mobil pertama untuk daerahnya, di Pekalongan.

Namanya Raden Mas Ario Tjondro, Bupati Berebes. Di tahun 1904 mobilnya sudah kelihatan mondar-mandir di kotanya. Mobilnya merk Orient Backboard, mobil ini dilengkapi dengan persneling maju dan mundur. Tetapi hanya memiliki satu silinder dan berkekuatan delapan PK, serta menggunakan tenaga rantai untuk menggerakan roda-rodanya.

Ramainya pasar jual-beli mobil, menggugah minat para pengusaha kuat untuk bertindak sebagai importir mobil. Gagasan untuk terjun ke dalam dunia dagang sektor impor kurun waktu itu memang masih sangat langka. Disamping belum adanya kepastian hukum, juga semangat beli masih bisa dihitung dengan jari. Maka bermunculanlah perusahan-perusahaan baru yang menjanjikan jasa kepengurusan pengiriman mobil dari negeri asal. Baik dari Eropa maupun dari Amerika.

Namun hanya ada beberapa nama saja yang bisa bertahan sampai tahun-tahun menjelang Perang Dunia ke II. Diantara mereka adalah R.S Stockvis & Zonnen Ltd, yang tidak saja mengurus pesanan mobil-mobil Eropa maupun Amerika tetapi juga menyediakan suku-suku cadang lain yang diperlukan untuk mobil dan motor. Juga nama Verwey & Lugard dan Velodrome yang berkantor pusat di Surabaya.

Nama-nama lain yang kurang menerima pesanan impor seperti pemilik mobil O'herne yang juga memiliki mobil Peugeot juga akhirnya berminat menjadi perantara importir mobil seperti merk yang dimilikinya. Juga nama H.Jonkhoff yang berangkat dari pengusaha Piano kemudian menanamkan modalnya untuk bertindak sebagai agen impor mobil dari Amerika seperti merk Ford, Studebaker dan mobil-mobil keluaran Jerman, Darraq, Benz, Brasier, Berliet dan lainnya. Ada juga usaha untuk mendatangkan mobil-mobil Italia dan Perancis yang pada saat itu di Batavia kurang mendapat pasaran.

Namun ternyata, setelah ditangani dengan publikasi/promosi yang baik produksi kedua negara tersebut jadi banyak dibeli, terutama mobil merk Fiat yang mungil bentuknya namun bertenaga besar. Cabang para importir mobil tersebut bukan hanya di Batavia dan Surabaya, tetapi ada juga di Semarang, Bandung, Medan dan kota lainnya.